Pengenalan Kacang gude. Kacang gude termasuk tumbuhan memiliki keunggulan di ban-ding tumbuhan kacang-kacangan lainnya antara lain tahan kekeringan, tahan rebah dan polong tidak gampang pecah, akan tetapi peka terhadap hama khususnya perusak polong. Kacang Gude ( Cajanus Cajan L) termasuk jenis tumbuhan kacang – kacangan (leguminosa) yang banyak diusahakan masyarakat baik di sawah maupun di tegalan. Tanaman Gude tumbuhnya tegak dengan tinggi tumbuhan sekitar 0,5 – 4 m, perakarannya serabut /

tipis-tipis mencapai kedalaman 2 m. Tanaman ini bercabang banyak, diameter batangnya sekitar 15 cm. Pada ranting tumbuhan ini, terdapat tangkai dengan tiga helai daun. Tanaman Gude sanggup tumbuh dengan baik pada tanah yang kering dengan daya dukung air yang cukup dengan PH ( Derajat Keasaman 5 -7).


Menggenal Kacang Gude

Syarat PertumbuhanTumbuhan ini sanggup ditemukan dari dataran rendah sampai 2.000m dpl. Pertumbuhannya memerlukan banyak cahaya matahari dan tidak tahan terhadap kondisi lembab (Kazuma, 2009). Selain itu, tumbuhan inicukup toleran terhadap kekeringan atau pada temperatur tinggi dan dapattumbuh baik pada daerah yang kurang subur (Anonim 2000)   


Tanaman kacang gude ditanam dengan ukuran 40 x 100 cm pada kondisi kesesuain lahan .Dalam tumpang sari kacang Gude tumbuh baik dengan tumbuhan kapas atau kacang tanah. Gangguan yang sering muncul yakni rumput (gulma). Dalam pengelolaan tumbuhan ini harus diperhatikan mengenai pengairannya. Pengairan akan semakin mempercepat proses pertumbuhannya.

Pemberian pupuk terutama fosfat kira – kira diharapkan 20 – 100 kg / hektar. Umumnnya kacang gude tidak pernah ditanam secara monokultur, pertanaman tidak dilakukan secara intensif, tetapi hanya sebagai tumbuhan adonan di lahan tegal, pematang sawah atau pekarangan. Kacang gude juga da-pat dimanfaatkan dalam mengembangankan contoh usahatani terpadu lantaran sanggup ditum-pangsarikan dengan tumbuhan lain ibarat sorgum , jagung, kacang tanah dan kapas (Bahar, 1981; Litzenberger, 1974).

Masing-masing helai daun berbentuk ramping, dengan pangkal dan ujung meruncing. Panjangnya 6 cm, dengan cuilan paling lebar 2 cm. Warnanya hijau tua. Permukaan daun, tangkai, ranting serta kulit batang berbulu halus. Pucuk daun berwarna kecokelatan. Oleh masyarakat pedesaan, tumbuhan ini disebut gude (gu-dé), atau kacang gude.

Buah gude berupa polong, berbentuk ibarat kedelai, namun berukuran lebih besar dan lebih panjang. Permukaan kulit polong juga berbulu halus. Warna polong hijau, dan akan bermetamorfosis ungu kecokelatan sehabis tua. Di dalam polong terdapat biji dengan bentuk ibarat kedelai, namun berukuran sedikit lebih besar. Warna kulit biji bervariasi mulai dari hijau, kuning kecokelatan, cokelat hingga ke ungu tua. Polong gude bisa dipanen dalam keadaan bau tanah (segar), tetapi bisa pula dikala sudah benar-benar tua, dan kulitnya agak mengering.

Di daerah Jawa, biji gude segar maupun yang sudah kering, biasa dijual di pasar-pasar tradisional. Masyarakat Jawa mengolah biji gude menjadi sayur yang disebut jubleg, atau dibentuk bongko. Bumbunya bawang merah, bawang putih, kencur, daun salam, garam dan parutan kelapa yang masih agak muda. Kalau sayur gude hanya cukup direbus dalam wadah, maka bongko dibungkus satu per satu dengan daun pisang, gres kemudian dikukus.

Di India, gude disebut  arhar, red gram, toovar, toor.Kemudian tumbuhan ini menyebar ke Asia Tenggara, dan Afrika Timur. Sekarang, tumbuhan gude sudah dibudidayakan  dan dimanfaatkan secara luas di daerah tropis serta sub tropis di seluruh dunia. Biasanya gude ditumpangsarikan dengan jagung, padi ladang, kacang  tanah, dan palawija serta sayuran lainnya. Petani juga menanam gude di pematang sawah. Gude mustahil ditumpangsarikan dengan tumbuhan berumur setahun, dengan tajuk yang terlalu rapat. Misalnya singkong.

Tanaman kacang-kacangan ini juga mustahil dibudidayakan di bawah tegakan tumbuhan keras. Misalnya albisia.Kacang gude  mampu mengalahkan alang-alang, dalam berkompetisi merebut cahaya matahari. Penanaman gude ditanam dalam lubang yang dibentuk dengan tugal. Ke dalam lubang itu dimasukkan tiga biji gude. Biji akan tumbuh pada hari keempat hingga dengan kelima. Kalau tiga biji ini tumbuh semua, tetap harus dibiarkan besar hingga kelihatan, mana tumbuhan yang tumbuh kerdil dan harus dibuang. Kalau tiga individu tumbuhan ini tumbuh sama suburnya, maka tiga-tiganya harus dipelihara. 


Pengenalan Tanaman Kang gude perlu diketahui karena elain sebagai penghasil materi makanan, tumbuhan gude juga bisa menghasilkan lak. Di Thailand, gude dibudidayakan secara monokultur, sebagai tempat pembiakan kutu lak (ordo Homoptera, superfamily Coccoidea, dengan sekitar  8.000 spesies).

Setelah berkembang biak cukup banyak, kutu lak ini dipanen dan diproses lebih lanjut menjadi materi pelitur. Di Indonesia budidaya kutu lak dilakukan oleh Perum Perhutani, pada tumbuhan kosambi (Schleichera oleosa).   Kayu/ batang tanama kacang  gude, dimanfaatkan oleh masyarakat  petani untuk dijadikan sebagai materi bakar. Namun ada pula petani yang memanfaatkannya sebagai ajir bagi tumbuhan marambat.

Tanaman gude juga bisa meningkatkan kesuburan lahan. Kedua, akar tumbuhan gude juga bisa bersimbiosis dengan bekteri Rhizobium, dan membentuk bintil akar untuk menyimpan oksigen, yang ditangkap oleh daun pribadi dari udara. Meskipun berupa terna berkayu, gude tetap tumbuhan semusim. Setelah dipanen, tumbuhan gude akan mati,  hingga diharapkan penanaman gres dengan benih baru. Demikian Pengenalan Kacang Gude dari kami kebun apri , semoga bermanfaat untuk ada.